Gw tipe orang yang lebih suka menyendiri dibandingkan berada ditempat yang ramai.
Weekend pun jarang banget keluar rumah kalo gak penting-penting banget.
Palingan kalo lagi ada film bagus yang sayang banget dilewatin atau gak mau nunggu lama, baru keluar untuk nonton di bioskop, itupun kadang lebih pilih nonton di weekdays kalo sempet, biar lebih murah 😀
Nonton di bioskop pun, cukup sering sendiri. Karna selain cukup nyaman juga bisa pilih kursi-kursi kosong yang kadang sisa 1 😛
‘Ku ini penyendiri
Yang tak butuh keramaian
Yang kubutuh satu teman
Tempat berbagi cerita
Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada -Chrisye & Ahmad Dhani
Apakah kita semua
Benar-benar tulus
Menyembah pada-Nya?
Atau mungkin kita hanya
Takut pada neraka
Dan inginkan surga?
gw nulis ini, salah satunya karna habis baca post seserorang yang merasa masih belum memaknai Agama dan Ibadah dalam makna yang lebih luas. dan memang rasanya kebanyakan kita atau dipersempit gw sendiri masih meng-aplikasikan Agama dalam lingkup yang sempit. masih sebatas Ibadah-Ibadah wajib, yg memang pada dasarnya harus dilakukan. padahal dalam Islam pun ada Hablumminallah dan Hablumminannas, hubungan kepada Allah Tuhan semesta alam dan hubungan kepada sesama manusia.
dari lirik awal lagu ini, gw juga mempertanyakan diri gw sendiri, apakah saat gw beribadah memang tulus menjalankan karna perintah ALLAH, atau cuma sekedar menggugurkan kewajiban? apakah ketika berbuat baik kepada sesama manusia memang benar-benar tulus, atau hanya karna ingin dipandang baik?
apakah ketika tidak ada Reward and Punishment, gw tetap ngejalanin ibadah tersebut dengan baik? (walaupun saat ini masih belum cukup baik dalam menjalankan dan menjauhi larangan-Nya, mungkin ini kenapa dalam surat Al-fatihah kita selalu meminta diunjukan jalan yang lurus)
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau bersujud kepada-Nya?
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut nama-Nya?
harusnya tetap rajin beribadah dan berbuat baik ke sesama manusia dan alam ya, bagaimanapun sebagai manusia ada rasa ingin bertemu dengan Sang Pencipta. dan apakah dengan bekal gw saat ini, gw udah cukup pantas bertemu Allah? rasanya masih belum cukup.
gw juga jadi inget dengan I’tiraf, syair doa dari Abu Nawas.
Tuhanku, aku tak layak menjadi penghuni Firdaus, dan juga tak kuat menghadapi api Neraka Jahim. Maka terimalah taubat dan ampuni dosaku. Karena Engkau adalah Maha Pengampun dosa.
Dosaku bertebaran layaknya pasir. Terimalah tobatku wahai Dzat yang penuh keagungan. Tiap hari umurku terus berkurang. Sedangkan dosaku terus bertambah; bagaimana aku akan memikulnya?
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa ku dan melancarkan usaha untuk menjadi hamba yang lebih baik lagi.
Ada dua versi yang dipublish dari lagu ini, yang pertama audio only dan yang kedua versi M/V (Music Video) dimana ada tambahan sisipan puisi/sajak oleh Sal Priadi dan Nadin Amizah.
gw pribadi ngerasain feel yang berbeda dari 2 versi tersebut. Kalo di versi Audio Only, gw ngerasa hubungan kedua insan dalam lagu ini menuju kearah yang lebih serius dan mereka meyakini bahwa hubungan mereka akan berakhir baik, dengan segala perbedaan yang ada, mereka mengutarakan kekurangan di diri mereka masing-masing, namun mereka saling meyakini ada nilai-nilai positif dan kelebihan dari pasangan mereka, menghargai proses mereka hingga membuat mereka menyatakan Amin paling serius yang mengantarkan mereka menuju kebahagiaan
sedangkan di versi M/V, gw ngerasa hubungan mereka tidak berakhir baik. Penuh keraguan apakah mereka pantas untuk bersatu, Apakah hubungan mereka akan berjalan baik, dan seperti menyerah pada takdir.
Apa mungkin kita lebih beruntung dari Adam?
Yang tidak pernah diberi bilik khusus Untuk memilih seperti apa pasangannya kelak
Lurus atau keriting rambutnya
Bebal atau lembut perasa Tenang atau penuh gemuruh
Apa mungkin kita lebih beruntung dari Hawa?
Yang tidak pernah diberi tangan diatas untuk memilih…
Seperti apa pasangannya kelak Seram atau damai marahnya
Kasar atau baik bertutur kata
Dari sini gw ngerasa, gw cukup beruntung. Di zaman sekarang kita bisa lebih mudah untuk saling mengenal, mengetahui sifat masing-masing, tidak ada paksaan dalam menentukan jodoh yang kita inginkan.
Apa mungkin kita lebih beruntung…
Dari pertunjukan paling romantis di Tanah Surga ?
Apa mungkin kita lebih beruntung dari Adam dan Ibu Hawa ?
Tidak
Tidak
Tapi ternyata mereka tidak merasa seberuntung itu, karena pada akhirnya, orang yang kita inginkan untuk bersama, bisa jadi bukan jodoh kita. Dan kita harus merelakannya.
Karena kita manusia-manusia yang liar Bisa merasa bahwa surga terlalu besar…
Untuk hanya diisi berdua
Bisa aku persilahkan orang lain masuk
Akupun juga
Perasaan… Tidak pernah cukup
Kalau kita bukan pertunjukan paling romantis di Tanah Surga
Maka , dalam naungan Gusti Yang Agung … membawa Amin, Paling Serius,..
Dalam M/V ini pun diperlihatkan betapapun usaha mereka untuk bersatu, namun mereka berakhir saling membelakangi. Ada komentar yg gw highlight juga di M/V tsb “Amin Paling Serius mengartikan bahwa orang yang kita pilih belum tentu menjadi milik kita dan keserakahan kitalah yang menggaungkan amin keras-keras semoga mereka berakhir bersama kita”
saat gw dengerin lagu ini dikantor, ada celetukan rekan kerja yang nanya, “emang amin paling serius itu gimana?”
gw sendiri mengartikan Amin paling serius adalah permohonan kepada Allah dengan sungguh-sungguh, bukan doa yang main-main. Doa yang disertai usaha maksimal. mungkin jodoh memang sudah diakdirkan, namun kita tetap harus berusaha untuk mendapatkan jodoh terbaik kita, jodoh yang kita harapkan. Memantaskan diri bagi orang yang akan menjadi pasangan kita kelak.
Kita mungkin telah menuliskan bermacam-macam kriteria bagi orang yang diharapkan berjodoh dengan kita, tapi pada akhirnya, apakah kriteria-kriteria tersebut juga ada pada diri kita?
Ngomong-ngomong tentang terbawa perasaan, kadang atau mungkin sering kali kita nyalahin orang yang disuka ternyata gak punya perasaan yang sama dengan kita. Kita ngerasa dia PHP (pemberi harapan palsu), padahal mungkin memang dia bersikap baik sama ke semua orang, kitanya aja yang terlalu baper dan terbawa suasana.
Ketika obrolannya nyambung, ya memang dia orang yang suka berdiskusi. Ketika ngajak jalan atau pulang bareng bersedia, mungkin hanya punya tempat tujuan yang sama dan ngerasa lebih aman kalo ada temennya.
Kalo gw udah mulai ngerasa baper, biasanya gw denger lagu ini. Biar gw bisa berpikir rasional, dan ngeyakinin diri gw, kalo dia emang begitu, emang baik ke semua orang.
Dan asyiknya lagu ini tu, walaupun liriknya agak galau, tapi musiknya dibawakan dengan suasana gembira, sayangya lagu ini gak ada di Spotify/Joox 🙁
Masih tentang kasmaran, berbagai hal bisa nge-trigger kita untuk bisa suka seseorang. Bisa karena rupanya, sikapnya, kecerdasannya, prestasinya, dan berbagai macam alasan lain. Dan salah satu alasan gw bisa suka seseorang, adalah karena senyumannya (tetep selalu untuk ngingetin diri untuk gak Baper ketika orang yang disuka senyum, selalu mikir dia cuma bersikap ramah).
Senyuman dari oranglain bisa bikin semangat, bikin mood jadi lebih baik, suasana hati juga bisa lebih tenang ketika lihat senyuman orang yang disuka.
Yang pasti si, kita akan lebih senang ketika orang disekitar kita tersenyum dibandingkan cemberut.
Kalo dari lagu ini, keliatannya lebih ke cinta bertepuk sebelah tangan, dimana ada keraguan gimana kalo diri ini belum cukup pantas untuk orang yang disukai. Tapi cinta bisa datang karena terbiasa, pepatah jawa juga mengatakan
“Witing tresna jalaran saka kulina – Cinta berawal karena terbiasa”.
jadi dibanding ngerasa Halu, mending mempersiapkan diri agar menjadi orang yang pantas bagi orang yang disuka. dan harusnya si perubahan diri itu, ya demi diri sendiri.
Halu
Feby Putri
Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus kulihat walau
Ku berandai
Kau disini
Mengobati rindu ruai
Dalam sunyi
Kusendiri meratapi
Perasaan yang tak jua didengar
Tak kan apa
Bila rasa ini tumbuh sendirinya
Tak berdaya
Diri bila diantara
Walau itu hanya bayang-bayangmu
Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus kulihat walau dari jauh
Sekarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayal akan bisa bersamamuSenyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus kulihat walau dari jauh
Sekarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayal akan bisa bersamamu
Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus kulihat walau dari jauh
Sekarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayal akan bisa bersamamu
Dihampiri seribu ragu
Hanya membisu
Dihampiri seribu ragu
Hanya membisu
Lagu ini rasanya pas banget buat yang lagi naksir seseorang.
Kita ingin mencoba cari tau tentang dia, apa yang dia suka, dia benci, hobi, apapun tentang dia.
Ketika gak bisa bertanya langsung pun, sekarang ada socmed, dari apa yang diposting, minimal kita bisa tau apa yang dia ingin orang lain lihat tentang dia. Akan ngerasa amaze lagi ketika apa yang ditampilkan di-socmed dan di kesehariannya sama-sama positif.
Meskipun untuk bersama tidak selalu harus memiliki kesamaan diberbagai hal, tapi pastinya ketika ada kegemaran yang sama, akan lebih mudah untuk berkomunikasi dan topik yang dibahas bisa lebih nyambung. Dilirik “Labirin” ada “Tokoh kartun favoritmu”, walaupun kartun gak hanya untuk anak-anak (kayak gw sampe sekarang masih suka kartun, anime, komik dll) setidaknya semua orang pernah merasakan jadi anak-anak, dan sebagian besar anak-anak menyukai kartun. Dari semua hal yang ada dirinya, kita akan berharap ada titik dimana kita bisa merasa cocok, nemuin chemistry.
Dan ketika ngerasa kasmaran, rasanya segala hal di dirinya akan berefek juga di diri kita, lihat senyum ramahnya, denger dia mengutarakan pemikirannya, baca tulisan-tulisannya.
Yang selalu gw remind ke diri sendiri adalah untuk gak terlalu terbawa perasaan, karena biasanya kalo udah Baper, kecewanya bakalan lebih terasa.
Lupa ini kata-kata darimana, tapi cukup ngena, “kita kecewa bukan karena dia yang terlalu memberi harapan, tapi yang bikin kita kecewa adalah kita yang terlalu berharap”.
“Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” Al-Insyirah (8)
Kucari tahu tentangmu
Tanggal dan tahun lahirmu
Kupelajari rasi bintang
Menebak pribadimu
Tokoh kartun favoritmu
Dan warna kegemaranmu
Kutelusuri di titik mana
Kita ‘kan bertemu
Bius aku dengan tatapanmu, tatapanmu
(Misterimu) menyiksaku
Tapi sungguh candu, sungguh candu
Lika-liku labirinmu
Takkan urungkan niatku
Betapa kuyakin kita berdua
Bisa menyatu
Jebak aku dalam labirinmu, labirinmu
(Tersesat ‘ku)
Tersesat ‘ku di adiwarnamu, pesonamu
(Labirinmu)
JJebak aku dalam labirinmu
Labirinmu, labirinmu
(Tersesat ‘ku)
Tersesatku di adiwarnamu, pesonamuKucari tahu tentangmu
Tanggal dan tahun lahirmu
Kupelajari rasi bintang
Menebak pribadimu
Bius aku dengan tatapanmu tatapanmu
(Misterimu) menyiksaku
Tapi sungguh candu
Sungguh candu, sungguh candu
Jebak aku dalam labirinmu
Labirinmu, labirinmu
(Tersesat ‘ku)
Tersesat ‘ku di adiwarnamu, pesonamu
Lika-liku labirinmu
Takkan urungkan niatku
Betapa kuyakin kita berdua bisa menyatu